Kepergian yang Takkan Kembali

Kali ini gue akan nulis sesuatu yang agak berbeda dengan postingan-postingan yang kemaren, entah knapa gue juga tertarik menulis tentang hal-hal yang sering terjadi disekitar gue, bukan cuman pengalaman pribadi tapi gue jga tertarik menulis tentang kejadian-kejadian yang dialami oleh orang lain atau bahkan fenomena-fenomena yang sering terjadi dan meninimbulkan tanda tanya.
Postingan ini gue beri judul "Kepergian yang Takkan Kembali", pasti kalian yang membaca judul ini akan memiliki multi tafsi sesuai dengan pemikiran dan wawasan teman-teman sekalian atau bahkan arti dari judul ini juga akan berbeda maknanya hanya karna perbedaan status dari pembacanya, mungkin ada yang mengartikan "burung yang lepas dari sangkar" ada juga yang mengartikan "motor yang telah dicuri", tapi bagi orang yang baperan pasti mengartikan "Putus cinta" hehehe...

Teman-teman sekalian yang gue maksud dengan "Kepergian yang Takkan Kembali" atau arti dari judul ini adalah "Kematian"

 Tribun Manado - Tribunnews.com

Yaps.. benar, kali ini gue akan nulis sedikit tentang pandangan gue terhadap kematian dan cara yang harus kita lakukan menghadapi yang namanya kematian, bukan cara agar siap mati yah hehehe... Tapi cara menghadapi ataupun menyikapi apabila ada tetangga kita, teman kita, mantan kita, sahabat kita, musuh kita atau bahkan keluarga kita yang kembali kepelukan Tuhan.

Kematian adalah suatu kejadian yang pasti akan di hadapi oleh semua orang tak terkecuali, seorang Albert Einstein aja yang katanya orang terpintar didunia juga merasakan kematian, Hercules orang terkuat di masa Romawi juga telah tiada (Mati), apalagi kita-kita ini yang hanya orang biasa warga +62 pastilah akan merasakan yang namanya kematian tapi gue belakangan setelah teman-teman sekalian hehehe....

Menurut gue kematian adalah pintu yang memisahkan antara dunia nyata dengan alam ghoib. Dunia nyata yang sempit karna waktu yang terbatas dan dunia penuh dengan kefanaan ini bukanlah tempat kita menetap selamanya loh. Kita hanya bertamu disini untuk mempersiapkan bekal kita menuju ke alam yang satu lagi, alam dimana kita akan menetap nantinya dan akan tinggal selamanya disana.

Melihat sebuah kematian kadang membuat gue juga merasa sedih apalagi kalau yg pergi itu adalah keluarga gue, sedih krna mengingat bahwa waktu gue akan datang kapan saja dan dimana saja, gue juga sedih krna pernah di tinggal oleh orang yg gue sayang (Kakek) pada saat masih bocah, walaupun Kematian itu meninggalkan luka dan kesedihan tapi gue sadar bahwa kematian itu tdk perlu di tangisi dan bersedih berlarut-larut akan tetapi kematian itu butuh di iringi dengan keikhlasan dan dosa. Di tinggal krna kematian memang sedih dan kita sepantasnya memang bersedih tapi apakah tangis dan sedih kita dapat mengembalikan mereka ? Jadi kita harus bangkit setelah kesedihan krna yg dibutuhkan oleh orang yg telah pergi bukanlah tangisan akan tetapi doa dan keikhlasan agar mereka juga tidak memiliki beban yg di tinggalkan di dunia ini.

Yakinlah teman-teman bahwa orang yg telah pergi dan tak kembali telah mendapatkan tempat terindah disana dan berdoa agar nantinya di pertemuankan kelak di tempat dan waktu terbaik, berdoalah agar yg telah pergi selalu dalam kasih sayang-Nya. 

Bagi teman-teman yang mau berbagi soal Pola Pikir silahkan tinggalkan komen berupa kritik dan saran yang positif 😊
And don't forget to Share 😉

Add your comment for:

Kepergian yang Takkan Kembali